Sabtu, 10 November 2018

SEJARAH TAPAK SUCI PUTRA MUHAMMADIYAH

Diriwayatkan dari 2 orang kakak beradik A. Dimyati dan M. Wahib berguru kepada K.H. Busro di Binorong Banjarnegara. Bahwa K.H. Busro lebih menguasai ilmu kebatinan dari pada ilmu Kontho itu sendiri, sedang adiknya H. Burhan yang ilmu Konthonya lebih baik.



Menurut riwayat A. Dimyati dan M. Wahib belajar selama lima hari untuk menguasai 15 jurus, 5 Kembangan. Selanjutnya pulang ke Yogyakarta, yang kemudian diikuti oleh K.H. Busro dan H. Burhan. Dalam kesempatan inilah masyarakat dilingkungannya menyebut mereka sebagai Pendekar Pencak. Pendekar A. Dimyati sifatnya pendiam dan tertutup, sedang M Wahib sifatnya pemberani, terbuka dan kesatria. Karena sifat yang berbeda ini sering kali kedua kakak beradik ini bertengkar.



Pendekar K.H. Busro, menunjuk Pendekar A. Dimyati untuk berkelana kebarat sebagaimana yang pernah dijalani oleh Pendekar K.H. Busro. Sesuai dengan tradisi yang berlaku bahwa Pendekar A. Dimyati yang sudah mengangkat guru kepada K.H. Busro tidak boleh berguru kepada pencak lainnya, untuk itu dalam berkelana ini yang dilakukan adalah “adu kaweruh” (adu ilmu). Diriwayatkan bahwa Pendekar A. Dimyati berhasil menguasai ilmu Cikalong, Cimande, Cibarosa dalam hal ini adalah Debus.
           
Meskipun tidak berguru,akan tetapi dalam Silsilah Cikalong, Cimande nama A. Dimyati tertulis dalam Angkatan Tujuh.

Adapun Pendekar M Wahib ditunjuk untuk berkelana ketimur sampai ke Madura. Karena sifat yang keras dari Pendekar M. Wahib. Maka “adu kaweruh” diartikan dengan berkelahi, dimana ada pendekar didatangi untuk ditantang berkelahi. Pendekar M. Wahib bercerita : “Kemana-mana saya naik turun panggung untuk tarung pencak untuk mendapatkan uang, kalau diperlukan saya memakai senjata handuk dan sepotong besi sejengkal berlafalkan ”Alif”. Setelah pengenbaraan mereka sekitar 5 tahun, pulang ke Yogyakarta. Kebiasaan mencari musuh berkelahi, Pendekar M. Wahib diarahkan kepada anak-anak Belanda yang kemudian juga Kompeni Belanda. Kesatriaannya ini positif akan tetapi juga membuat repot kampung, apalagi setelah sebagai buronan Belanda.

Pada tahun 1935 M. Wahib bertempat dilingkungan kauman Tengah membuka latihan pencak, diriwayatkan puluhan murid ikut berlatih. Pada saat inilah Pendekar M. Wahib menyatakan Pencak Cikauman adalah satu-satunya yang ada di Kauman.
           
Dalam hal ini sebagaimana Cikalong, Cimande dan Cibarosa menunjuk nama satu tempat.

Dalam angkatan pertama ini ada seorang pemuda bernama M. Syamsudin yang berguru dengan cara ngenger (ikut guru kemana-mana), sebagai cantrik (orang yang menawarkan) dirumah Pendekar M. Wahib. Dalam angkatan ini M. Syamsudin yang dinyatakan selesai dan dibai’at serta diperbolehkan menerima murid.

Tahun 1938, dijamannya Pendekar M. Syamsudin ini datanglah seorang Cina perantauan yaitu YAP KIE SAN ke Kauman. Menurut riwayat yang diceritakan oleh Pendekar M. Wahib bahwa dalam tarung yang pertama M. Wahib terkena pukulan sssjari di dada kiri. Yap Kie San berdiam di rumah Pendekar M. Wahib cukup lama, pada akhirnya terjadi pertarungan besar yang kedua, sampai-sampai bangunan tempat bertarung roboh.
           
Pengaruh dari Yap Kie San dalam Aliran CIKAUMAN adalah, Salam Pembukaan, Kuda-kuda dan Sikap Pasang yang ada pada Pendekar M. Wahib.

Kauman adalah daerah muslim, Yap Kie San tidak terbuka untuk menjadi Islam, maka selanjutnya melarikan diri (pergi tanpa pamit) ke daerah sebelah utara Kauman, Pathok. Disini Yap Kie San kawin dengan pribumi, adiknya Broto belajar ilmu kepada Yap Kie San, selanjutnya mendirikan Perguruan BIMA, Dirdjo mendirikan Perguruan Perisai Diri. Wasiat Yap Kie San kepada Brotho untuk mengalahkan perguruan yang ada di Kauman.
           
(Kesemuannya ini diceritakan Broto kepada Pendiri Tapak Suci tahun 1968).
           
Ada satu literature pencak silat yang menyatakan bahwa perkembangan pencak silat di Indonesia sangat dipengaruhi dua hal :
1. Geografis
Dataran tinggi, dataran rendah dan pantai. Masing-masing berkembang berbeda-beda, terutama dalam hal kuda-kuda.
2. Kultural
Dalam hal ini ada dua jalur besar, aliran bangsawan dan aliran rakyat.
adapun yang sangat membedakan antara dua aliran ini adalah :
Aliran Bangsawan
a. Tertutup tidak mudah berasimilasi, bertahan kepada kemurniaanya.
b. Daya gunanya pada Pencak Silat Seni
c. Disiplin
Aliran Rakyat
a. Terbuka mudah berasimilasi, tidak murni
b. Daya gunanya pada Pencak Silat sendiri
c. Tidak disiplin

Dua definisi tersebut kalau dilihat dari aliran CIKAUMAN, kurang cocok    sepenuhnya, karena sifat CIKAUMAN adalah :
Tertutup akan tetapi mudah berasimilasi
Tidak disiplin tetapi patriotic
Daya gunanya sama kuat antara seni dan bela diri
           
Hal ini dapat dimaklumi karena dalam masa-masa berkembang Aliran Rakyat yang ada di Kauman selalu berdampingan dengan Aliran Bangsawan yang ada di Kraton Yogyakarta, Kampung Kauman adalah lingkungan Kraton Yogyakarta.

Diriwayatkan bahwa Pendekar M. Syamsudin setelah dibai’at membuka dan menerima murid di Kauman Utara (SERANOMAN). Dari sekian banyak murid, yang dinyatakan selesai dan dibai’at adalah M. Zahid. Menurut riwayat M. Zahid adalah anak murid SERANOMAN  yang berotak cemerlang dan berkemampuan tinggi, pergaulannya luas, perkembangan Pencak Kauman berkembang pesat. Keilmuan Pencak dikemas dan disajikan methodis kemudian berhasil mengembangkan dari lima menjadi 8 Kembangan.

Tahun 1942 adalah awal dari M. Barie Irsjad belajar Pencak kepada Pendekar M. Zahid, tidak sebagaimana biasanya setelah selesai dibai’at, tetapi diserahkan kepada Pendekar M. Syamsuddin, demikian juga setelah selesai diserahkan kepada pendekar M. Wahib. Baru pada tahun 1948, M. Barie Irsjad dinyatakan selesai dan dibai’at.

Waktu dibai’at Pendekar M. Barie Irsjad berhasil mempertanggungjawabkan 11 kembangan. Sebelum menggunakan haknya untuk menerima murid, diarahkan oleh Pendekar M. Wahib untuk ”adu kaweruh” ke guru-guru pencak yang ditunjuk oleh Pendekar M. Wahib, dari yang ditujuk banyak aliran hitam.  

Pada waktu itu pengertian yang ada menyatakan bahwa  pencak adalah seni bela diri tangan kosong, sedang silat adalah seni bela diri bersenjata. Sedangkan CIKAUMAN mengkhususkan diri pada tangan kosong. Untuk itu M. Barie Irsjad diarahkan untuk “adu kaweruh” dengan Pendekar Abdul Rahman Baliyo yang menguasai beraneka macam senjata, alirannya berasal dari Cina. Disinilah M. Barie Irsjad mendapat pengertian bahwa “seseorang dapat melawan senjata kalau dapat main senjata”. Pada saat ini untuk bela diri Kauman sudah bukan Kontho atau Pencak.
  
Tepat pada waktu tahun 1949 datang ke Kauman seorang Perwira AL Jepang, bernama Omar Makino. Meskipun tujuan yang utama adalah bertemu kyai-kyai dalam rangka belajar agama Islam, akan tetapi sempat juga menurunkan kemampuannya yaitu permainan senjata pedang (samurai) kepada pemuda – pemuda termasuk M. Barie Irsjad. Di Indonesia kemudian Omar Makino dikenal sebagai Bapak Judo.
           
KELAHIRAN DAN PERKEMBANGAN
TAPAK SUCI

Dalam meriwayatkan kelahiran TAPAK SUCI, keberadaan Kampung Kauman yang penduduknya terbagi menjadi 4 Blok, yaitu Blok Lor (Utara), Blok Wetan (Timur), Blok Tengah, Blok Kidul (Selatan), sebetulnya sebagian administrasi dalam satu Rukun Kampung (sekarang adalah Rw), akan tetapi itu sangat berpengaruh terhadap Paguruan Pencak Silat yang ada di Kauman, terutama terhadap murid-muridnya.

Diriwatkan pada tahun 1957 Pimpinan Pemuda Muhammadiyah wilayah DIY yang personilnya berdomisili di Kauman, sangat prihatin melihat keadaan Kampung Kauman ada Paguruan Pencak Silat CIKAUMAN (Kauman tengah), Paguruan Pencak Silat SIRANOMAN (Kauman Utara) Perguruan Pencak Silat Aliran Hitam (Kauman Timur). Pada waktu itu Pimpinan Pemuda Wilayah DIY mengadakan kegiatan ke daerah-daerah termasuk Ranting Kauman, sebelum pengajian dilaksanakan pertandingan olahraga yaitu pagelaran atau pertandingan Pencak Silat. Maksud dari pertandingan itu adalah agar ada persatuan diantara pesilat-pesilat Kauman. Karena usaha itupun tak berhasil, maka pada tahun 1958 Pemuda Muhammadiyah yanga berdomisili di Kauman Selatan dengan niat agar ada persaudaraan sesama Pesilat Kauman, mendirikan Perguruan Pencak Silat Kauman Serba Guna (KASEGU).

Dengan mencantumkan nama Kauman, banyak protes dari orang – orang blok lain. Untuk itu maka nama Perguruan dilengkapi ” KASEGU BADAI SELATAN”. Diawal berdirinya Perguruan KASEGU sempat bentrok dengan Perguruan Pencak Silat Aliran Hitam. Perguruan KASEGU dengan niat amar ma’ruf nahi mungkar,. Namun Perguruan Pencak Silat Aliran Hitam tidak terima, sehingga terjadi pertarungan Pencak Silat Ragawi melawan Pencak Silat Kanarugan. Dengan taruhan siapa yang kalah keluar dari kampung Kauman. Disinilah murid KASEGU yakin bahwa yang hak tidak akan kalah dengan yang bathil.

Meskipun Pencak Silat CIKAUMAN, SIRANOMAN dan KASEGU adalah satu sumber Aliran Banjaran. Disamping Guru KASEGU adalah murid   CIKAUMAN dan SIRANOMAN, akan tetapi karena penampilan keilmuan pencak silatnya berbeda, maka tidak ada kecocokan. Untuk itu pada waktu murid-murid KASEGU berguru ke Perguruan CIKAUMAN tidak akan diterima.

Dengan kenyataan ini, maka Perguruan KASEGU tidak berhasil sebagai perantara bersatu para Pesilat di Kampung Kauman, justru antar kubu saling bersaing. Untuk itu murid Perguruan KASEGU sebanyak 6 orang, 4 diantaranya yaitu Irfan Hadjam, Djakfal Kusuma, M. Rustam, Sobri Achmad dapat dikatakan besar diluar sarang, karena banyak bergaul dengan bela diri luar dan mempunyai wawasan ke depan, menyampaikan pendapat kepada Pendekar M. Barie Irsjad untuk mendirikan perguruan yang tidak berorientasi di kampung, diorganisir dengan Ad & ART, materi yang tersusun, latihan yang teratur dan memakai seragam.

(Perguruan Pencak Silat KASEGU Badai Selatan adalah embrio dan pemrakarsa lahirnya TAPAK SUCI).
           
Desember 1962 Perguruan KASEGU melakukan silaturahmi kepada CIKAUMAN dan SIRANOMAN untuk menyampaikan rencana mendirikan perguruan. Kedua perguruan tersebut menyatakan bersedia untuk menilai ilmu yang diajarkan, sedang keinginan Perguruan KASEGU adalah ”adu kaweruh” (wawasan) tanpa harus kontak, karena kuatir akan terjadi hal-hal yang tidak diinginankan. Pertemuan keilmuan dilaksanakan setiap malam Jum’at bertempat dipesantren ’Aisyiah Kauman selama 6 bulan, karena berjalan tidak mulus. Dalam pertemuan keilmuan ini, KASEGU diwakili oleh M. Barie Irsjad (Guru), M. Rustam (murid) untuk menghindari kejadian yang tidak diinginkan, dalam penampilan dan pembuktian keilmuan Pencak Silat dilakukan antara Guru dan Murid KASEGU.

Pada satu pembuktian jurus Naga, murid mengawali serangan pengkalan Kuda Liar kearah lambung kanan dengan telak, guru dangan kecepatan tinggi melontarkan Tandukan Naga Jantan ke mata bersamaan dengan Naga Terbang ke paha. Hasilnya mata kiri luka berdarah, paha kanan retak. Seorang murid CIKAUMAN dengan marah meloncat ke arena menantang Guru KASEGU.

Setelah terjadi pertarungan yang menegangkan, pada puncaknya secara bersamaan Guru KASEGU melontarkan Naga Terbang ke sasaran jidat, murid CIKAUMAN melontar pukulan cangkol ke arah perut. Bersama – sama berhenti, Pendekar M. Wahib mengatakan ”kalau diteruskan kepalamu pecah, perutnya Barie mulas”.
           
Sudah takdir Illahi TAPAK SUCI lahir.
Pada waktu M. Barie Irsjad menampilkan Jurus Harimau, Pendekar M. Wahib sangat mengagumi dan mengatakan ”mengapa saya dahulu tidak berpikir bahwa kaki lebih kuat dan lebih panjang daripada tangan,pembuktian cukup ”saya merestui TAPAK SUCI didirikan dan diajarkan Pencak Silat Aliran KASEGU”. Pendekar A. Dimyati memberi pesan dan petunjuk yaitu ”kalau bertemu dengan aliran pencak silat apapun, nilailah kekuatannya”.

Kelihatannya sangat sederhana, akan tetapi sikap ini adalah sangat kontradiksi dengan sifat pendekar pada umumnya yang tidak ingin melihat kelebihan orang dan selalu mengatakan yang terbaik dan terkuat. Sikap mental Pendekar A. Dimyati untuk selanjutnya menjadi dasar sikap mental Pendekar-pendekar TAPAK SUCI. 

Pada kenyataannya pendiri TAPAK SUCI masih diuji, pengurus Rukun Kampung (Rw) Kauman tidak mengijinkan Perguruan TAPAK SUCI berdiri dan mengadakan kegiatan di kampung Kauman. Karena penilaian pendirinya tidak sederajat (dalam sejarah TAPAK SUCI dahulu disebut tidak berdarah biru), penilaian ini sebetulnya didorong oleh seorang murid CIKAUMAN secara pribadi.

Akan tetapi oleh pendirinya dihadapan penguasa kampung dinyatakan bahwa TAPAK SUCI bukan milik dan gerakan Kampung Kauman, bahkan ketika itu dikatakan TAPAK SUCI adalah gerakan dunia.

Pada malam Jum’at, tanggal 10 Rabi’ul awwal 1383 H/31 juli 1963 M, sekitar pukul 21.00 bertempat di Pesantren ’Aisyiah Kauman DIY, di Deklarasikan PERSATUAN PENCAK SILAT TAPAK SUCI. Pada waktu deklarasi di gariskan :
1.TAPAK SUCI berjiwa ajaran KH. A. Dahlan
2.Keilmuan TAPAK SUCI Methodis Dinamis
3.Keilmuan TAPAK SUCI bersih dari syirik dan menyesatkan
           
Memang satu kenyataan sejarah, pendiri Persatuan Pencak Silat TAPAK SUCI adalah Guru dan Murid Perguruan KASEGU Badai Selatan.
           
Sebutan Persatuan Pencak Silat dipakai untuk menunjukkan bahwa TAPAK SUCI menyatukan perguruan, perguruan yang ada di Kauman meskipun dalam kenyataannya, CIKAUMAN dan SIRANOMAN tidak menyatu atau membubarkan diri akan tetapi mendirikan aktifitas, terus tidak menerima murid lagi dan menyerahkan murid yang belum dibai’at kepada TAPAK SICI yaitu Ahmad Djakfar, M. Slamet dan M. Dalhar dari Perguruan CIKAUMAN, M. Zundar Wiesman dan Anis Susanto dari Perguruan SIRANOMAN.

Pada waktu TAPAK SUCI diresmikan berdiri ditetapkan ketingkatan M. Barie Irsjad menjadi Pelatih Kepala (Kader Biru 3), 7 Asisten Pelatih (Kuning 4 /  Siswa Melati 4) yaitu M. Rustam Djundab, Sobri Achmad, Achmad Djakfar, M. Slamet, M. Dalhar, M. Zundar Wiesman dan Anis Susanto.
           
Pada bulan Ramadhan 1383 Hijriyah / januari 1964 Masehi, tepat pada waktu Sholat Maghrib di Masjid Besar Kauman Yogyakarta, Pendekar M. Wahib meninggal dunia.
                       
Dengan meninggalnya M. Wahib tersebut, marak sekali perongrongan (penggangu / perusak) secara terang-terangan ataupun sembunyi-sembunyi terhadap TAPAK SUCI, sampai-sampai dalam riwayat dituliskan bahwa pengurus Rukun Kampung Kaumaan pernah membubakarkan Persatuan Pencak Silat TAPAK SUCI tepat pada MILAD ke-I  tanggal 31 juli 1964 M tepat setahun setelah TAPAK SUCI lahir, dengan alasan TAPAK SUCI membawa kekejaman Jahilliah Kampung Kauman setelah terjadi perkelahian massal antara Keluarga I dengan Keluarga II.

Dihadapan MUSPIDA, seorang fungsionaris Pimpinan Pusat Muhammadiyah yaitu H. Djarnawi Hadikusuma menyatakan bahwa TAPAK SUCI adalah gerakan Muhammadiyah. Pembubaran oleh Pengurus Rukun Kampung Kauman tersebut diabaikan saja dan TAPAK SUCI berjalan terus sampai sekarang. Dengan kejadian ini, maka Keluarga I dengan Keluarga II dibubarkan.

Pada tahun 1964 M ibaratnya TAPAK SUCI lahir kembali(tanpa Guru dan murid), hanya tinggal 3 Pelatih Muda yaitu M. Rustam, Drs. Irfan Hajam(kembali dari Surabaya), M. Zundar Wisman. Sedangkan Guru M. Barie Irsjad atas kehendak pengurus Rukun Kampung Kauman di non aktifkan namun tetap diabaikan oleh murid-murid TAPAK SUCI. 
         
Akan tetapi justru tahun 1964 inilah TAPAK SUCI mulai bangkit dan berkembang. 3 orang Pelatih Muda membuka pendaftaran anggota untuk umum, sangat mengejutkan yang mengikuti seleksi kurang lebih sebanyak 300 orang. Adapun yang diterima sekitar 75 orang, semata-mata karena pertimbangan tenaga pelatih.

Dengan niat yang tetap dan sungguh-sungguh, kenyataan lapangan dijadikan pertimbangan untuk menentukan garis – garis  kebijakan,yaitu : 
Meningkatkan akhlaq kepemimpinan
Materi latihan dirumuskan kembali
Sebutan menjadi “TAPAK SUCI Putera Muhammadiyah”        
Logo TAPAK SUCI dimasukan kedalam sinar matahari
Dibentuk KOSEGU (Komando Serba Guna) TAPAK SUCI
Lahir motto  “Dengan Iman dan Akhlaq Saya Menjadi kuat, Tampa Iman dan Akhlaq Saya Menjadi Lemah”.
           
Keilmuan Pencak Silat TAPAK  SUCI yang digunakan untuk materi pendidikan dan latihan yang pertama adalah merupakan ilmu bela diri murni atau bela diri sebagai ilmu berkelahi. Tetap pada jalur pengertian jurus dan kembangan akan tetapi dengan istilah berbeda yang disebut ”Delapan Jurus Maut”.

Materi pendidikan dan latihan ini disusun atas dasar kebutuhan ilmu berkelahi pada saat itu, dimana umat Islam selalu dipojokkan dimana-mana. Sehingga, orang masuk Perguruan Pecak Silat adalah dengan tujuan membuat kelompok untuk konsentrasi kekuatan.

Bertepatan dengan jamannya, karena kebutuhan umat Islam membuat kelompok untuk menghadapi Gerakan PKI. Maka berdiri juga Perguruan Pencak Silat di kampung-kampung lain. Benteng Melati di Kampung Kadipaten, Perkas di Kampung Suronatan, Eka Sejati di Kampung Karangkajen.

Kesemuanya menamakan diri sebagai Gerakan Pemuda Muhammadiyah, TAPAK SUCI menamakan diri sebagai Putera Muhammadiyah. Berdasakan pada kenyataan TAPAK SUCI didirikan oleh putera Muhammadiyah dan tidak ada hubungan dengan organisasi Muhammadiyah atau Pemuda Muhammadiyah. Dengan keberanian TAPAK SUCI memakai nama TAPAK SUCI Putera Muhammadiyah dan memasukan lambang TAPAK SUCI dalam sinar matahari. Kemudian mendapat kecaman dari berbagai pihak dilingkungan Muhammadiyah terutama dari angkatan mudanya. Kecaman tersebut memang wajar, disebabkan nama TAPAK SUCI Putera Muhammadiyah bukan karena status ataupun hubungan organisasi dengan Muhammadiyah, semata-mata karena karena kehendak pendrinya mencita-citakan TAPAK SUCI menjadi salah satu Gerakan Persyarikatan Muhammadiyah.

Dalam modern ini, sudah bukan jamannya orang belajar pencak silat untuk mempertahankan hidup dari bahaya. Untuk itu TAPAK SUCI memantapkan diri sebagai gerakan olahraga dan seni. Pencak silat TAPAK SUCI ditampilkan melalui 4 aspek yaitu :
- mental spiritual
- olahraga
- seni
- beladiri.

Dalam Kejuaraan Nasional I tahun 1967 di Jember, Pertandingan Pencak Silat
TAPAK SUCI dilaksanakan dengan pertarungan bebas (perkelahian bebas). Pencak Silat Seni dilombakan sebagai Kerapihan teknik Pemainan.

Adapun Ilmu Pengebalan tubuh ataupun anggota tubuh alat penyasar mulai ditinggalkan, karena anjuran dari Majelis Tarjih Pimpinan Pusat Muhammadiyah agar ilmu tersebut dihilangkan. Kalau itu memang ilmu yang hak (harus ada), akan tetapi itu sesuatu yang dapat menimbulkan kesombongan di dunia.
        
Merupakan daya tersendiri ketika itu adanya cita-cita Perguruan TAPAK SUCI untuk mempersatukan Keilmuan Penak Silat dari semua aliran, banyak perguruan pencak silat yang bergaung dan meleburkan diri kedalam Perguruan TAPAK SUCI. Itulah dasar yang pertama  Perguruan TAPAK SUCI cepat berkembang dan terwujudlah cita-cita Pendiri TAPAK SUCI.

Banyak aliran pencak silat dilingkungan Muhammadiyah yang bergabung dengan TAPAK SUCI. Adapun yang sangat berkesan adalah bergabungnya Perguruan Pencak Silat Guntur yang memiliki nama besar di wilayah timur. Perguruan Guntur dipimpin oleh H. Syeh Abussamad Alwi, Buchmad, Hadiningram dan mereka menyatakan “akan bergabung kalau ilmu TAPAK SUCI ada kelebihan”. Kelebihan yang diuji pada waktu itu adalah langkah panjang yang bertumpu pada kecepatan. TAPAK SUCI diwakili oleh seorang Pelatih Muda dan 6 siswa, sedangakan Perguruan Guntur diwakili oleh 3 Pendekar tua dan 4 Pendekar dari Perguruan Pencak Silat yang ada di Jember.

Kalau dilihat dari kenyataan yang ada adalah sesuatu  yang mustahil untuk dapat memberi kepuasan. Tetapi ALLAH SWT. mengendaki lain, Perguruan Guntur telah bergabung dengan Perguruan TAPAK SUCI, disertai dengan pernyataan Perguruan Guntur sudah tidak ada lagi (kejadian ini pada tahun 1965).

Tahun 1965 adalah tahun awal dari sejarah berkembangnya Keilmuan TAPAK SUCI. Melalui pendekar-pendekar TAPAK SUCI di daerah atau wilayah (cabang) TAPAK SUCI, masuklah aliran-aliran pencak silat seperti Silat Banten, Silat Cikalong Cimande, Silat Balebet, Silat Bugis, Silat Sholat, Silat Minang, Sial Minang Liwung, dan Aliran Kunthau yang kesemuanya hampir mewarnai aliran Pencak Silat di Indonesia.

Situasi politik ketika itu, TAPAK SUCI Putera Muhammadiyah yang menempatkan diri sebagai gerakan Islam banyak lawan dan musuh.oleh surat kabar PKI “Harian Rakyat” dikatakan “TAPAK SUCI adalah Onderbow dan tukang pukul HMI”. Dikarenakan Perguruan TAPAK SUCI membina KORBA HMI dan tampil dalam kegiatan HMI.

Kegigihan pendiri Perguruan TAPAK SUCI Putera Muhammadiyah serta dorongan dan dukungan  dari Ulama-Ulama Muhammadiyah, seperti H. Djarnawi Hadikusuma, H.R. Haiban Hadjid memperjuangkan  Perguruan TAPAK SUCI untuk dapat diterima sebagai gerakan Persyarikatan Muhammadiyah.

Dalam Konferensi Nasional I Perguruan TAPAK SUCI Putera Muhammadiyah yang dilaksanakan pada tanggal 27-28 November 1966 di Yogyakarta, dimasukan fungsionaris Muhammadiyah seperti  H. Djarnawi Hadikusuma sebagai Ketua Umum Pimpinan Pusat TAPAK SUCI Putera Muhammadiyah dan M.H. Hirmas sebagai Sekretaris Umum Umum Pimpinan Pusat TAPAK SUCI Putera Muhammadiyah. Nama Persatuan Pencak Silat TAPAK SUCI Putera Muhammadiyah dirubah menjadi :

“TAPAK SUCI PTERA MUHAMMADIYAH
Gerakan dan Lembaga Perguruan Seni Bela Diri Indonesia”

Dengan struktur Pimpinan TAPAK SUCI Putera Muhammadiyah lebih ditekankan sebagai Organisasi Perguruan dengan pemisahan antara 2 struktur pimpinan yang berbeda yaitu :
1. Pimpinan Organisasi / Pimpinan Gerakan
2. Pimpinan Perguruan / Lembaga Perguruan

(Dengan Dewan Pelaksana adalah Dewan Pendekar dan Dewan Pelatih)
           
Dalam KONFERNAS I ini sudah mulai ada sebutan PENDEKAR,  PENDEKAR adalah tingkat pendidikan atau strata tertinggi dalam  pendidikan TAPAK SUCI. Pada waktu itu tigkat pendidikan TAPAK SUCI adalah :

Murid :
- Siswa Satu
- Siswa Dua
- Siswa Tiga
- Siswa Empat

Pelatih :
- Asisten Pelatih
- Pelatih Muda
- Pelatih Kepala
Pendekar
           
Pasca KONFERNAS I, predikat Pelatih Kepala M. Barie Irsjad dirubah menjadi Pendekar M. Barie Irsjad.

Kepada Muhammad Rustam Djundab untuk dilakukan ujian, setelah mempertanggungjawabkan karya tulis “Segi Praktis Prakis bela Diri TAPAK  SUCI”. Diputuskan Muhammad Rustam Djundab telah lulus dan menduduki tingkat Pelatih Kepala juga mejabat sebagai ketau Lembaga Research Nasional. Tradisi Karya tulis atau karya nyata sampai sekaang berlaku sebagai materi Ujian Kenaikan Tingkat (UKT) Kader dan Pendekar TAPAK SUCI.
           
Dalam massa perkembangan Perguruan TAPAK SUCI Putera Muhammadiyah yang merambah / menyebar ke persada Nusantara, Perguruan TAPAK SUCI Putera Muhammadiyah mencari Induk Organisasi Pencak Silat.
           
Pada waktu itu Perguruan TAPAK SUCI harus dapat memilih dengan Induk Organisasi yang mana Perguruan TAPAK SUCI harus bergabung / mengikat diri, mengingat pada waktu itu di Indonesia ada 3 Induk Organisasi Pencak Silat Indonesia, yaitu :
-          PPSI yang digerakan dari Bandung
-          IPSSI  (Ikatan Pencak Silat Seluruh  Indonesia) yang digerakan dari Jakarta
-          BAPENSI (Badan Pembina Pencak Silat Indonesia)  yang digerakan dari Yogyakarta
           
Melalui Rapat Kerja Nasional yang diselenggarakan pada tanggal 19-20 April 1967 bertempat di Pekalongan, disamping memutuskan dan mengesahkan Anggaran Dasar Rumah Tangga (AD / ART). Berketetapan hati  memilih “IPSSI  (Ikatan Pencak Silat Seluruh  Indonesia)” sekarang yang berubah dan dikenal dengan nama   IPSI  (Ikatan Pencak Silat   Indonesia) sebagai Induk Organisasi Federasi. Untuk itu Perguruan TAPAK SUCI didaftarkan kepada Pusat Badan Ikatan Pencak Silat Seluruh  Indonesia (P.B. IPSI) dan langsung diterima menjadi Anggota Nasional dengan nama :
“Lembaga Perguruan Seni Bela Diri Indonesia
TAPAK SUCI”
           
Pilihan Perguruan TAPAK SUCI dengan mengikatkan diri secara nasional kepada IPSI adalah tepat. Pada MUNAS IPSI tahun 1968 (era Orde Baru) Perguruan TAPAK SUCI diundang dan kemudian didudukan sebagai Perguruaan Historis. Perguruan yang menjujung tinggi tegaknya berdirinya P.B. IPSI yang sedang kritis keberadaannya. Perlu diketahui oleh seluruh jajaran TAPAK SUCI Putera Muhammadiyah bahwa sejak TAPAK SUCI bergabung dengan IPSI (sampai sekarang) adalah sebagai Anggota federasi dan tidak ada hubungan organisasi (AD / ART), keilmuan dan keanggotaan. Pengertian Anggota federasi tersebut adalah untuk berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan IPSI. Perguruan TAPAK SUCI dipercayai untuk menjadi partner IPSI dalam membina prestasi para atlet.
            
Dengan kearifan, ketua Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah pada waktu itu, K.H. Ahmad Badawi memandang bahwa Perguruan TAPAK SUCI Putera Muhammadiyah efektif untuk dijadikan pola pembinaan Kader Muhammadiyah. Untuk itu  Perguruan TAPAK SUCI Putera Muhammadiyah mendapat status dan mendapatkan hak sebagai Anggota TANWIR. Tujuan utama dalam TANWIR Muhammadiyah tahun 1967 yang dilaksanakan di gedung ‘aisyiah Kauman Yogyakarta, Perguruan TAPAK SUCI Putera Muhammadiyah diarahkan untuk mendapatkan status.
            
Dalam usaha untuk mendapatkan status didalam Persyarikatan Muhammadiyah tidak mudah. Ketidak setujuan hampir semua peserta, terutama dari angkatan muda Muhammadiyah. Karena kegigihan utusan TAPAK SUCI Putera Muhammadiyah dan dukungan K.H. Ahmad Badawi sebagai Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah, akhirya telah mendapatkan status sebagai Organisasi Otonom ke-11.
            
Menurut kebutuhan jaman pada waktu itu Muhammadiyah memberikan status Organisasi Otonom seperti :
- Ikatan Seniman Budayawaan Muhammadiyah (ISBM)
- Ikatan Karyawan Muhammadiyah (IKM)
- Ikatan Tani Muhammadiyah (ITM)
- Ikatan Nelayan Muhammadiyah (INM)
- Ikatan Guru Muhammadiyah (IGM)
           
Akan tetapi Organisasi Otonom yang lahir karena kebutuhan jaman tidak berumur panjang dan hanyalah  TAPAK SUCI Putera Muhammadiyah masih tetep bertahan dan berkembang hingga sekarang.

Sistem Kepemimpinan  TAPAK SUCI Putera Muhammadiyah dalam KOMPERNAS I berjalan selama dua periode yaitu tahun 1966-1969 dan tahun 1969-1972. Melalui MUNAS tahun 1972 yang diselenggarakan di Malang, dipandang Kepempipian Organisasi / Gerakan sudah tidak perlu. Dengan fatwa Ketua Umum H. Djarnawi Hadikusuma berkata bahwa “kalau Perguruan TAPAK SUCI Putera Muhammadiyah ingin berkembang dengan baik, tidak perlu Organisasi Centris tetapi harus Operasional Centris”.

Peraturan Organisasi jangan sampai menghambat Operasional Perguruan.

Konsep Anggaran Dasar dibuat oleh H. Djarnawi Hadikusuma H. Wasthon Sujak. Perubahan mendasar dalam Anggaran Dasar ini adalah pimpinan hanya ada di pusat, sedangkan wilayah adalah Komisariat Wilayah dan daerah adalah Komisariat Daerah. Untuk lebih jelas sebagai berikut :
Personalia Pimpinan Pusat ditetapkan oleh Pimpinan Pusat sendiri dan tidak memakai periode kerja
Personalia Pimpinan Wilayah ditetapkan oleh Pimpinan Pusat
Personalia Pimpinan Daerah  ditetapkan oleh Komisariat Wilayah
            
Dari konsep Anggaran Dasar tersebut yang berhasil menjadi keputusan MUNAS hanya struktur pimpinan saja yaitu Komisariat Pusat, Komisariat Wilayah, Komisariat Daerah. MUNAS tahun 1972 memutuskan nama Perguruan TAPAK SUCI menjadi :

“TAPAK SUCI PUTERA MUHAMMADIYAH
 Lembaga Perguruan Seni Bela Diri Indonesia”
           
Dengan pimpinan Ketua Umum dan Sekretaris jenderal, Pimpinan TAPAK SUCI yang yang sudah padu ini menjadi satu bentuk Pimpinan   Lembaga Perguruan Seni Bela Diri Indonesia. Jabatan Sekretaris jenderal sebagai penanggungjawab operasional, maksudnya agar Perguruan TAPAK SICI bercentral pada Operasional Perguruan.
            
Keputusan MUNAS TAPAK SUCI 1972 dengan menggabungkan pimpinan organisasi dan perguruan menjadi satu. Meskipun sudah digariskan organisasi semata-mata hanya mengorganisir perguruan, ternyata tidak betul juga kalau dipandang dari kepentingan Gerakan Perguruan semata.
            
Masuklah personil-personil yang tidak mempunyai wawasan Perguruan Pencak Silat. Sehingga memimpin TAPAK SUCI sebagai Organisasi Massa tanpa profesi yang jelas, menambah kaburnya perguruan karena pimpinan yang tidak  mempunyai wawasan perguruan tersebut diberikan jejang ketingkatan perguruan.
            
Dalam massa-massa perkembangan itu ada penilaian bahwa TAPAK SUCI sangat lemah kemampuan berorganisasinya. Maka perlu peraturan-peraturan dalam organisasi yang disesuaikan dengan kedudukannya sebagai Organisasi Otonom Muhammadiyah. MUKTAMAR 1986 mengembalikan aturan (peraturan-peraturan) dan struktur pimpinan menjadi Pimpinan Pusat, Pimpinan Wilayahdan  Pimpinan Daerah.

Peraturan perguruan yang Tingkat pendidikan menjadi :
2. Tingkat Siswa
- Siswa Dasar (sabuk kuning polos)
- Siswa Satu (sabuk kuning, melati cokelat satu) / SM1
- Siswa Dua (sabuk kuning, melati cokelat dua) / SM2
- Siwa Tiga (sabuk kuning, melati cokelat tiga) / SM3
- Siswa Empat (sabuk kuning, melati cokelat  empat) SM4

3. Tingkat Kader
- Kader Dasar (sabuk biru polos)
- Kader Muda (sabuk biru, melati merah satu, berdasar biru) / KMa
- Kader Madya (sabuk biru, melati merah dua, berdasar biru) / KMda
- Kader Kepala (sabuk biru, melati merah tiga, berdasar biru) / KKa
- Kader Utama (sabuk biru, melati merah empat, berdasar biru) / KUa

4. Tingkat Pendekar
- Pendekar Muda (sabuk hitam, melati hitam satu, berdasar merah) / PMa
- Pendekar Madya (sabuk hitam, melati hitam dua, berdasar merah) / PMda
- Pendekar Kepala (sabuk hitam, melati hitam tiga, berdasar merah) / PKa
- Pendekar Utama (sabuk hitam, melati hitam empat, berdasar merah) / PUa
- Pendekar Besar (sabuk hitam, melati hitam lima, berdasar merah) / PBr

5. Pendekar Kehormatan dan Pendekar Pelimpahan
- Pendekar Kehormatan

Pemberian penghargaan bagi orang-orang yang menjadi Anggota Kehormatan.
- Pendekar pelimpahan

Pemberian penghargaan bagi orang-orang tidak menjalani pendidikan TAPAK SUCI.
                  
Karena jalannya organisasi terlalu berokratis, maka membawa akibat pengembangan Keilmuan TAPAK SUCI terhambat dan dikesampingkan. Sampai sekarang ini sejak tahun 1985, baru Kurikulum Pendidikan Siswa TAPAK SUCI yang berlaku hingga saat ini.
            
Perkembangan  Perguruan TAPAK SUCI Putera Muhammadiyah bertumpu pada keberadaannya dalam Muhammadiyah. Perkembangan  Perguruan TAPAK SUCI Putera Muhammadiyah di tahun 2001 telah ada di 25 Provinsi, 215 Daerah Tingkat II, dan cabang di 10 negara di luar negeri. Sekarang ini Cabang  Perguruan TAPAK SUCI Putera Muhammadiyah semakin bertambah di seluruh Indonesia, dikarenakan di Indonesia sekarang memiliki lebih dari 30 Provinsi.
            
Perkembangan  Perguruan TAPAK SUCI Putera Muhammadiyah dari periode ke periode tergantung dari bagaimana komposisi kepemimpinannya. Pasang surut adalah hal biasa. Dalam dua periode dapat dikatakan Perguruan TAPAK SUCI berhenti. Periode 1991 – 1996 adadlah periode pertengkaran,sedangkan periode 1996 – 2001 adalah periode rekonsiliasi dimana Personalia Pimpinan berjumlah sangat besar , namun yang mampu mengurus hanya sekitar 10% saja.
            
Perguruan TAPAK SUCI Putera Muhammadiyah pernah beberapa kali berubah struktur yaitu struktur Pimpinan Perguruan (Dewan Pendekar dan dewan pelatih) serta struktur Pimpinan Organisasi, ada struktur MPO dan  struktur Pimpinan Organisasi. Tetapi sumua itu mengalami kegagalan. Sejarah telah mencatat bahwa yang paling efektif adalah  struktur Pimpinan TAPAK SUCI, dan yang lainnya disebut sebagai komposisi dalam satu struktur sesuai dengan fungsinya.
            
Menurut Pendiri TAPAK SUCI ”perkembangan organisasi apapun tanpa diimbangi dengan perkembangan keilmuan tidak ada artinya. Syukur Alhamdulillah, ALLAH SWT selalu memberikekuatan lahir-batin dan kemampuan kepada Pendiri Perguruan TAPAK SUCI Putera Muhammadiyah untuk tetap istiqomah mewujudkan cita-citanya. Meski tanpa dukungan moril dan materiil dari Organisasi Muhammadiyah, melalui perjalanan yang sangat panjang dan rumit untuk menyatukan dan mengembangkan pencak silat telah berhasil melahirkan  Perguruan Pencak Silat Aliran  TAPAK SUCI.

Sejarah Singkat
Tapak Tuci Putera Muhammadiyah
(TSPM)

Tradisi pencak silat sudah berurat berakar dikalangan masyarakat dunia khususnya masyarakat Indonesia sejak sebelum Indonesia merdeka. Sebagaimana seni bela diri di negara-negara lain, pencak silat yang merupakan seni bela diri khas Bangsa Indonesia yang mempunyai ciri khas tersendiri yang dikembangkan untuk mewujudkan hakekat identitas ideologi Bangsa Indonesia.

Tapak Tuci Putera Muhammadiyah (TSPM) salah satu varian seni bela diri pencak silat juga memiliki ciri khas yang bisa menunjukan identitas ideologi yang kuat. Ciri khas yang dimiliki oleh Tapak Suci Putera Muhammadiyah (TSPM) ini dalam perkembangannya dan perjuangannya tidak mudah. Perkembangannya dan perjuangannya melalui proses yang sangat panjang serta sangat rumit dalam akar sejarah identitas ideologi Tapak Tuci Putera Muhammadiyah (TSPM).

Berawal dari alira pencak silat Banjaran di Pesantern Binorong Banjarnegara pada tahun 1872, aliran ini kemududian dikembangkan menjadi perguruan seni bela diri di Kauman Yogyakarta kaerena perpindahan guru (pendekarnya) yaitu K.H. Busyro Syuhada, akibat dari gerakan perlawanan bersenjata yang dilakukannya sehingga beliau menjadi sasaran penangkapkan yang dilakukan oleh kolonial Belanda (VOC). Di Kauman inilah K.H. Busyro Syuhada mendapatkan murid-murid yang tangguh dan sanggup mewarisi keahliannya dalam seni pencak silat. Perguruan seni pencak silat ini didirikan pada tahun 1925 dan diberi nama Perguruan Seni Pencak Silat Cikauman yang dipimpin langsung oleh Pendekar M. Wahib dan Pendekar A. Dimyati, yaitu dua murid yang tangguh dari K.H. Busyro Syuhada. Perguruan ini memiliki landasan agama dan kebangsaan yang kuat. Perguruan ini menegaskan seluruh pengikutnya untuk bebas dari syirik dan mengabdikan perguruan untuk perjuangan agama dan bangsa.

Peguruan Cikauman melahirkan Pendekar-Pendekar muda yang akhirnya mengembangkan cabang perguan untuk memperluas jangkauan yang lebih luas dengan nama Perguruan Seranoman pada tahun 1930. perkembangan kedua perguruan ini semakin hari semakin berkembang pesat dengan pertambahan murid yang makin banyak. Murid-murid dari perguruan ini kemudian banyak yang menjadi Anggota Laskar Angkatan Perang Sabil (LAPS) untuk melawan penjajah, dan anyak yang gugur dalam pertempuran bersenjata melawan penjajah.

Lahirnya Pendekar-Pendekar muda hasil didikan Peguruan Cikauman dan Seranoman memungkinkan untuk mendirikan perguruan-perguruan baru, yaitu Perguruan Kasegu pada tahun 1951. atas desakan murid-murid dari Perguruan Kasegu inilah mempunyai inisiatif untuk menggabungkan dan menyatukan semua aliran Perguruan Silat yang sejalan dan sealiran serta seperguruan. Pada tahun 1963, desakan itu semakin kuat dari anak murid Perguruan Kasegu, maka atas Rahmad Alla SWT, lahirlah Perguruan Tapak Suci secara resmi di Kauman Yogyakarta pada tanggal 31 juli 1963 bertepatan dengan 10 Rabiul Awwal 1383 H pukul 20:00.



Jumat, 09 November 2018

SEJARAH PAGAR NUSA GASMI

GASMI (Gerakan Aksi Silat Muslimin Indonesia) adalah perguruan pencak silat yang di dirikan oleh Gus maksum Jauhari (ponpes Lirboyo,Kedii).Awalnya GASMI di dirikan untuk menampung seni –seni pencak silat yang beliau ajarkan kepada santri yang menimba ilmu silat kepada beliau.


Sedangkan untuk biografi ,Gus maksum adalah tokoh persilatan yang sudah sangat terkenal didunia persilatan nusantara,siapa yang tidak kenal beliau?beliau sudah malang melintang dalam panggung adu kedigdayaan para pendekar nusantara.Gus maksum terkenal dengan sebutan Si rambut api,karna saat beliau menjadi komandan pasukan penumpas PKI,di tengah pertempuran rambut beliau berubah menjadi bara api yang menyala hingga para penganut paham PKI dapat dimusnahkan dari nusantara.Dan konon hanya ibunda beliau yang sanggup memotong rambut beliau.


Seiring berkembangnya zaman dan Indonesia mempunyai organisasi silat IPSI (Ikatan Pencak Silat Indonesia) ,Gus maksum dan para kiyai-kiyai nahdlotul Ulama’ seluruh nusantara mengadakan rapat untuk membentuk organisasi silat yang bisa masuk IPSI serta mampu mewadai perguruan-perguruan yang ada di bawah naungan organisasi NU.

Maka rapat yang di adakan di PonPes Lirboyo Kediri itupun meng hasilkan terbentuknya PAGAR NU dan BANGSA yang di singkat PAGARNUSA,pada tahun 1988 akhirnya organisasi ini masuk IPSI,dan mewadai perguruan- perguruan dibawah panji NU seperti perguruan GASMI,perguruan BATARA,perguruan CIMANDE,perguruan SAPUJAGAD,perguruan NH,perguruan CAKRA dll.

Selain Gus maksum terpilih sebagai ketua Pagarnusa beliau juga terus mengembangkan Gasmi keseluruh penjuru negeri,seperti diwilayah Kalimantan,Sulawesi,sumatera,jawa dll.

SEJARAH MASUKNYA GASMI DI KISMANTORO,KAB.WONOGIRI

Berawal dari rasa ketidak puasan sekelompok pemuda yang sering keluar masuk organisasi silat yang ada di kismantoro,mereka adalah Pak Rohani,kang Roni,kang Bilal,kang kawit.kang paru dkk,mereka merasakan ada yang kurang dengan organisasi yang mereka Pernah coba masuki karna organisasi-organisasi itu tidak pernah mewakili spirit kerohanian yang dapat menyeimbangkan gerakan fisik dan jiwa spiritual atau inner power di dalam jiwa mereka.Akhirnya mereka dipertemukan dengan para pelatih GASMI PONOROGO oleh kang Tono yang sudah mengikuti latihan terlebih dulu di ponorogo yaitu Kang MUN,kang Medul,kang Shadiq dll ,mereka sepakat mengadakan latihan dan latihan pertama kali di adakantahun 2002 di halaman masjid Pelem,Kembangan,Gesing,Kismantoro dengan diikuti 36 siswa dan 30 siswa yang lolos menjadi waga dan berhak menyandang gelar pendekar yang telah diberi ijazah tenaga dalam oleh Gus maksum .

Awal-awal berdirinya GASMI di kismantoro mendapatkan tentangan yang sangat keras oleh organisasi silat yang sudah ada terlebih dahulu diwilayah kismantoro,tantangan itu berupa intimidasi fisik maupun psikis namun karna izin Allah gasmi Pagarnusa berkembang sangat pesat dan hingga kini mencapai ribuan siswa yang telah lulus menjadi warga dan pendekar.

PERANAN GUS MAKSUM

Sebenarnya di kalangan NU banyak sekali Pendekar Silat,Kyai atau ajeungan yang memiliki ilmu kanuragan,namun nama Gus Maksum tidak bisa di pisahkan dari sejarah Pencak Silat Pagar Nusa.Kecintaan silat dan rasa keprihatinan Gus Maksum bahwa banyak sekali aliran silat yang ada di lingkungan  NU tapi belum punya wadah yang mengikat sehingga menjadi keluarga yang bersama sama mengembangkan serta mempertahankan tradisi silat yang turun temurun dari Wali songo mengalir ke tokoh tokoh pesantren

Hal inilah yang menginpirasi beliau mendirikan sebuah perguruan silat,ide pendirian silat ini rencananya diberi nama GASMI (Gabungan Aksi Silat Muslimin Indonesia) pada tahun 1965 walaupun belum resmi berdiri,beliau sudah mulai melakukan pelatihan silat.pada waktu itu pelatihan diadakan di komplek pesantren Lirboyo Kediri,selain bertujuan mengembangkan budaya silat di pesantren juga salah satu counter atas LEKRA ( lembaga kesenian rakyat ) lembaga di bawah naungan partai komunis indonesia PKI.Sebab LEKRA adalah otak dibalik aksi provokatif,sabotase,teror dan lain lain.Menghadapi aksi LEKRA ini,beliau mengatakan “Ada aksi ada Reaksi” artinya LEKRA beraksi GASMI bereaksi,Amar ma’ruf nahi mungkar selalu ditegakan.

Karena kesibukan beliau mengabdi pada umat,ngurusin santri dan perjuangan melawan aksi aksi PKI baru setelah sintuasi mulai kondusif pada tanggal 14 januari 1970 GASMI secara resmi didirikan dikediaman beliau,dihadiri para pendekar se eks-karisidenan Kediri dan Ponorogo.

GASMI inilah yang menginspirasi Gus Maksum untuk menyatukan silat yang ada di NU.dimulai dengan merangkul perguruan silat tradisional lokal seperti Jiwa Suci milik pesantren Al maruf bandar lor kediri,PORTUGAL silat tradisional Blitar,Asta Dahana perguruan silat Kediri.dan beberapa perguruan silat lokal lainnya.

Tradisi silat pesantren

Dilingkungan Pesantren NU,terdapat banyak aliran silat baik aliran silat jawa timur,jawa barat,jawa tengah,Banten,silat betawi,silek minang,silat Mandar,Silat Mataram,dan lain lain,oleh karena itulah untuk menyatukan semua aliran silat tersebut di bentuklah pagar nusa.sebagai wadah perkumpulan pencak silat yang masih dalam naungan NU.Wadah ini tetap membuka keragaman  dan memberi keluasaan pada tiap-tiap perguruan untuk mengembangkan diri.artinya walaupun ada perbedaan namun tetap satu saudara.

PERTEMUAN AWAL PARA PENDEKAR PAGAR NUSA

Akhirnya dengan usaha dan pendekatan yang intensif kepada para pendekar dan Kyai pimpinan pondok pesantren , tokoh silat dan tokoh masyarakat membuahkan hasil berupa kesepakatan untuk mengadakan pertemuan pertama pada tahun 1986 di Tebu Ireng Jombang Jawa Timur.Di hadiri ulama sepuh dan kaum pendekar.Di antara kyai sepuh itu adalah KH.Syansuri Badawi.                     

Pertemuan bersejarah ini dihadiri beberapa pendekar antara lain,Gus Maksum sendiri,KH.Abdurahman Ustman Jombang,KH.muhajir Kediri,H.Atoillah Surabaya,Drs.Lamro Ponorogo,Timbul Jaya SH pendekar Lumajang dan beberapa pendekar lainnya,tokoh tokoh inilah yang berada dibalik berdirinya pagar nusa.

Pertemuan pertama ini menghasilkan kesepakatan yang sangat penting yaitu :

Adanya Fatwa Ulama KH.Syansuri Badawi bahwa,”Mempelajari Silat Hukumnya boleh dipelajari dengan tujuan perjuangan.
Di sepakati dibentuknya suatu ikatan bersama untuk mempersatukan berbagai aliran silat dibawah naungan NU.

PERTEMUAN KE 2 PARA PENDEKAR PAGAR NUSA

Selanjutnya pada Tahun 1989 diadakan MUNAS Pagar Nusa yang ke1 yang diselenggarakan di Pondok Pesantren Zainul Hasan,Genggong,Kraksaan,Probolinggo.Di hadiri pendekar silat NU seluruh Nusantara ,Munas itu mengangkat Langsung KH.M.Abdullah Maksum Jauhari sebagai ketua umum pertama Pagar Nusa,dan Prof.Dr.H.Suharbillah sebagai ketua Harian SekJen.H.Kuncoro ( H.Masyhur )

SIKAP JATI DIRI PAGAR NUSA

Jati diri Pagar Nusa sama dengan jati diri NU itu sendiri (baca posting Jati diri NU ) yaitu Persaudaraan antar Pagar Nusa Artinya Persaudaraan tanpa membedakan aliran dan perguruan silat,di Pagar Nusa makanya di kenal dengan istilah “Bhineka Tunggal Ika” biarpun berbeda tapi tetap satu juga” berbeda aliran tapi tetap dalam satu ikatan pagar nusa.

Pandangan Pagar Nusa pada aliran perguruan lain senatiasa menganggap saudara,sahabat,bahkan keluarga karena langsung atau tidak langsung semua aliran silat terutama di Nusantara masih punya pertalian ikatan yang sama,apalagi jika kita menapak tilas sejarah kerajaan di Nusantara kemudian ke Abad 14 adanya penyebar islam Wali songo yang banyak mengajarkan tuntunan hidup dengan jalan damai diantaranya melalui seni silat,jelas banyak pendekar  di Nusantara adalah murid Wali Songo.

Nama lengkap organisasi ini adalah Ikatan Pencak Silat Nahdlatul Ulama’ Pagar Nusa disingkat IPSNU Pagar Nusa. Sedangkan Pagar Nusa sendiri merupakan akronim dari Pagar NU dan Bangsa.

IPSNU Pagar Nusa adalah satu – satunya wadah yang sah bagi organisasi pancak silat di lingkungan Nahdlatul Ulama’ berdasarkan keputusan Muktamar.

Organisasi ini berstatus lembaga milik Nahdlatul Ulama’ yang penyelenggaraan dan pertanggungjawabannya sama sebagaimana lembaga – lembaga NU lainnya.

Status resmi kelembagaan inilah yang menjadikan Pagar Nusa wajib dilestarikan dan dikembangkan oleh seluruh warga NU dengan mengecualikan pencak silat atau beladiri lainnya.

Segala kegiatan yang berhubungan dengan pencak silat dan beladiri dengan segenap aspeknya dari fisik sampai mental, dari pendidikan sampai sistem pengamanan dan lain – lain merupakan bidang garapan bagi lembaga ini.

VISI DAN MISI

Pagar Nusa ber-Aqidah ala Ahlussunnah wal Jama’ah dengan asas organisasi Pancasila. Pagar Nusa mengusahakan :
Berlakunya Ajaran Islam berhaluan Ahlussunnah wal Jama’ah di tengah-tengah kehidupan negar kesatuan Repubil Indonesia yang ber-Pancasila.
Pelestarian, pembinaan, dan pengembangan pencak silat baik seni, beladiri, mental spiritual, maupun olahraga / kesehatan khususnya di lingkungan NU maupun di lingkungan warga bangsa lain pada umumnya.

ANGGOTA :
Keanggotaan diatur dalam Peraturan Dasar dengan kriteria mudah yaitu warga Nahdlatul Ulama’ :
Mulai kanak – kanak sampai sesepuh ( batasan usia )
Dari yang belum mengenal pencak silat sampai yang mahir ( batasan kemampuan )
Sistem penjenjangan anggota dll, disesuaikan dengan kemampuan, usia, dan kebutuhan

MATERI PENCAK SILAT :

Materi Pencak Silat Pagar Nusa Bakudi susun oleh tim yang terdiri dari dewan dan sumber lain dari berbagai aliran asli dari seluruh Indonesia seperti Cimande, Cikaret, Cikampek, Cikalong, Minang, Mandar, Mataram, dll. secara sistematis dengan metode modern.
Penyusunan jurus baku, baik fisik maupun non fisik dilakukan secara bertahap, memakan waktu bertahun – tahun dan sampai kini masih dilakukan penggalian – penggalian untuk paket selanjutnya.
Materi baku telah dilengkapi Buku Panduan bergambar, Kaset, dan VCD, dapat dibeli di bagian perlengkapan pusat.

FISIK BAKU
Gerak Dasar
Paket Kanak – kanak ( setingkat TK )
Paket I A & B ( setingkat SD )
Paket II A & B ( setingkat SMP )
Paket III A & B ( setingkat SMU )
Paket Beladiri ( setingkat perguruan tinggi )
Pencapaian jurus fisik baku menjadi tolak ukur tingkatan sebagai jenjang latihan. Warna Dasar Badge pada sabuk tingkatan menyesuaikan dengan penjenjangan tersebut.

Pendalaman = Seni Festival, Lomba, dll.
= Beladiri Terapan, Keamanan, dll.
= Olahraga Pertandingan, Senam Massal, dll.
= Kesehatan Pijat, Pernafasan, Obat, dll.
= Dan Lain – Lain.

NON FISIK BAKU
Ijazah
Jurus Asma’ul Husna
Jurus Taqorrub
Pendalaman = Pengisian Badan Langsung / Instan
Pengisian Bertahap Sesuai Jurus
Pengisian Barang
Pengobatan Non Fisik
Atraksi
Do’a
dll.

MANFAAT :
Bergabung dengan Pagar Nusa bermanfaat, baik sosio kultural, edukatif maupun personal.

PERANGKAT LPS NU PAGAR NUSA :
Disamping Struktur kepengurusan, Pagar Nusa memiliki perangkat organisasi yang dibentuk hanya ditingkat pusat sbb :

DEWAN BESAR GURU :
Yaitu Ulama – Ulama Sepuh yang sangat mumpuni baik lahir maupun batin yang menjadi rujukan terakhir bagi keputusan – keputusan penting dan merupakan back up utama LPSNU
Dewan Besar Guru Khos antara lain :

KH. ABDULLAH FAQIH KH. HABIB JAKFAR
KH. ABDULLAH ABBAS KH. M.A. FU’AD HASYIM
KH. HABIB LUTFI KH. MUSLIMIN IMAM PURO
KH. SUFYAN KH. KHOTIB UMAR
KH. MASDUQI MAHFUDZ

DEWAN GURU KHOS :
Dewan ini terdiri dari Ulama – Ulama Sepuh yang sangat mumpuni baik lahir maupun batin yang menjadi sumber secara langsung dalam memberi masukan bagi kemajuan dan kesuksesan LPSNU Pagar Nusa.
Dewan Guru Khos antara lain :

KH. R. KHOLIL AS’AD KH. SYAIFUL ISLAM
KH. AGUS HALIM KH. SA’DAN MAFTUCH
KH. ALY MASHURI KH. ROFI’I
KH. ABDULLAH KH. SU’UD IBRAHIM
KH. AGUS BUSTOMI KH. NURKHOLIS
DEWAN KHOS

Dewan ini merupakan motor penggerak dan dapur organisasi yang menggali, menggodok dan merumuskan segala hal yang berkaitan dengan pencak silat dan beladiri untuk kemudian disosialisasikan di tingkat kepengurusan dan operasional.
Dewan ini juga merupakan back up langsung jembatan penghubung antara orang – orang khusus ( khos ) dengan kepengurusan secara operasional.

Dewan Khos antara lain :
PROF. DR. H. SUHAR BILLAH, SH.MBA KH. IMAM FAUZI
DRS. H. HUSNAN SANUSI DRS. SUNOTO
H. TIMBUL WIJAYA ZAINAL SUWARI
KH. KHOIRUL ANAM DRS. MAHSUN
KH. SU’UDI BAGIYONO
H. AFANDI MAS’UD MUJAHIDIN

PASUKAN KHOS
Adalah orang – orang khusus yang memiliki keahlian tertentu yang terjun langsung di lapangan.

PASUKAN INTI / PASTI
Pasukan ini dibentuk dengan kualifikasi tertentu guna memenuhi kebutuhan dalam kaitannya dengan keorganisasian dan kemasyarakatan

PERKEMBANGAN, POTENSI DAN PRESTASI

Sejak LPSNU Pagar Nusa berdiri 3 Januari 1986, organisasi ini mengalami pasang surut dalam perjalanannya. Oraganisasi yang pertama kali berdiri berbentuk perguruan ini setelah beberapa kali melakukan Musyawarah Nasional dan Rakernas mengalami perubahan status sebagai Lembaga, lalu menjadi Badan Otonom kemudian kembali ke Lembaga lagi sesuai amanat Muktamar di masanya.

Perubahan dan perkembangan tersebut tidak mengurangi bahkan menambah potensi Pagar Nusa di NU yang memang sangat kaya akan budaya pencak silat dan yang berkaitan dengan itu.

Wilayah yang sudah terbentuk meliputi seluruh Indonesia sbb :
Batam : Sudah berdiri sebagai Komisariat atas Daerah Otorita
Sumatra : Seluruh Sumatra kecuali Aceh
Jawa : Seluruh Jawa, kecuali Jawa Barat tetapi di tingkat cabang
seperti Cirebon, Bandung dll sudah ada
Bali : Seluruh daerah sudah ada
NTB : Seluruhnya
Kalimantan : Seluruh Kalimantan
Sulawesi : Baru di Sulawesi Utara dan SulawesiTenggara
Irian Jaya : Sudah beberapa daerah.
Wilayah lain yang belum terbentuk adalah Maluku dan NTT

PRESTASI

Disamping selalu melaksanakan kegiatan rutin dan khusus yang berkaitandengan tugas – tugas ke-NU-an maupun tugas keluar / kemasyarakatan organisasi pencak silat ini telah berhasil menempatkan putra terbaiknya di Organisasi Pencak Silat Induk Nasional / Internasional, Perguruan Besar Ikatan Pencak Silat Indonesia (PB IPSI) dan Perserikatan Silat Antara Bangsa (PERSILAT) antara lain :
Pendamping Tim Pencak Silat di Selangor Malaysia
Beberapa Wasit Juri Nasional Pertandingan sampai sekarang
Beberapa Wasit Juri Nasional Bidang Pencak Silat Tradisi
Sebagai Dewan Pakar PB IPSI
LPSNU Pagar Nusa termasuk Lima Perguruan Besar di Indonesia yang berhak atas event Pencak Silat Internasional Bidang Tradisi.
Penampil sangat monumental pada Parade Pencak Silat Internasional di Denpasar, Bali.

SIMBOL DAN ARTI LAMBANG PAGAR NUSA 

Simbol LPS Pagar Nusa berupa gambar Pita bertulisan LAA GHAALIBA ILLA BILLAH yang melingkupi bola dunia di dalam kurva segi lima dengan beberapa atribut dan perincian sebagai berikut :

Kurva segi lima merupakan simbolisasi dari Syari’at Islam yang mempunyai lima rukun dan merupakan simbolisasi pada adanya rasa kecintaan kepada bangsa dan negara yang berpancasila.

Simbolisasi ini berangkat dari dasar pengertian rukun Islam yang Nabi SAW sampaikan :
Islam itu didirika atas lima : Bersaksi bahwa sesungguhnya tidak ada tuhan selain Allah dan Muhammad adalah rasul Allah, mendirikan sholat, menunaikan zakat, berhaji ke baitullah bagi yang mampu, dan puasa Ramadhan ( HR Bukhory )

Tiga garis tepi yang sejajar dengan garis kurva merupakan lambang dari tiga pola utama yang berjalan bersama dalam cara hidup warga Nahdlatul Ulama yaitu Iman, Islam, Ihsan sebagaimana Hadits Nabi SAWÂ ketika ditanya oleh Malakat Jibril.

Bintang sudut lima sebanyak sembilan buah dengan pola melingkar di atas bola bumi dan pada bagian paling atas bintangnya tampak lebih besar ini merupakan ekspresi dari pola kepemimpinan wali songo dan juga idealisasi dari suatu cita-cita yang bersifat maksimal karena selain bintang merupakan simbol kemuliaan juga jumlah sembilan merupakan angka tertinggi. Ini sesuai dengan mimpi Nabi Yusuf tentang bintang sebagai isyarat akan mencapai kemuliaan.
Firman Allah SWT :

Ketika Yusuf berkata kepada ayahnya : Wahai ayahku sesungguhnya aku bemimpi melihat sebelas bintang, matahari, dan bulan ; kulihat semuanya sujud kepadaku. ( QS.Yusuf : 4)
Bintang terbesar mengisyaratkan adanya pola kepemimpinan yang dalam Islam merupakan suatu keharusan.

Gambar cabang / trisula terletak ditengah bola dunia bagian atas tepat dibawah bintang terbesar merupakan manifestasi kenyataan historis bahwa senjata jenis inilah yang tertua dan lebih luas penyebarannya di bumi nusantara. Sebagai kelompok beladiri pencak silat anggota Ikatan Pencak Silat Indonesia ( IPSI ), Pagar Nusa memasukkan simbol tersebut supaya tidak tercerabut dari identitas persatuan beladiri asli Indonesia. Sebagaimana kita maklumi bersama :

Barang siapa memisahkan diri dari kelompok dimakan srigala
Bola Dunia / gambar bumi tepat di tengah merupakan ciri khas dari organisasi underbow Nahdlatul Ulama yang simbol utamanya berupa bumi dan tampar sebagaimana di lukiskan oleh tangan pertamanya KH. RIDWAN ABDULLAH berdasar Istikharahnya.

Pita melingkupi bumi dengan tulisan LAA GHAALIBA ILLAA BILLAH
Yang berarti tidak ada yang menang ( mengalahkan ) kecuali dengan pertolongan Allah merupakan tata nilai beladiri khas Pagar Nusa. Kalimat ini pada awal pembentukannya berbunyi

LAA GHAALIBA ILLALLAH kemudian oleh K.H. Sansuri Badawi dianjurkan untuk diberi tambahan ba sehingga berbunyi seperti sekarang. Hal ini sesuai dengan pola kalimat pada kalimat LAA HAULA WALAA QUWWATA ILLAA BILLAH yang bekonotasi umum ( am ) bagi segala bidang kehidupan.

Sedangkan secara khusus ( khas ) dengan mengambil tibar bahwa dalam Al-Quran kegiatan-kegiatan yang melibatkan beladiri secara fisik maupun non fisik banyak disebut dengan menggunakan kalimat yang berasal dari akar kata ghalaba, maka Pagar Nusa menggunakan kalimat sebagaimana tercantum dalam simbol

Firman Allah : Jika Allah menolong kamu, maka tak ada orang yang dapat mengalahkanmu ( QS. Ali Imron : 160 )
Orang orang yang meyakini bahwa mereka akan menemui Allah berkata : berapa banyak terjadi golongan yang sedikit dapat mengalahkan golongan yang banyak dengan izin Allah ( QS. Al-Baqarah : 249 )
Dan barang siapa mengambil Allah, Rasul-Nya, dan orang -orang yang beriman menjadi penolongnya, maka sesungguhnya pengikut ( agama ) Allah itulah yang pasti menang. ( QS. Al-Maa-idah : 56 ).

Warna Hijau dan putih merupakan dua warna yang secara universal mengandung makna baik. Sebab segala yang bersih dan suci baik secara materiil ( fisik ) maupun immateriil ( non fisik ) dapat disimbolkan dengan warna putih. Sedangkan hal-hal yang bersifat sejuk, subur, makmur, tenang, enak dipandang dan lain-lain yang membahagiakan selalu dapat disimbolkan dengan warna hijau.
Warna Putih merupakan warna wajah cerah bagi orang-orang yang memperoleh kebahagiaan di akhirat.

Warna hijau merupakan warna ahli sorga yang merupakan tempat kebahagiaan manusia, sebagaimana digambarkan oleh Allah SWT. :

Mereka itulah bagi mereka surga , megalir sungai-sungai di bawahnya; dalam surga itu mereka dihiasi dengan gelang emas dan mereka memakai pakaian hijau dari sutera halus dan sutera tebal, sedang mereka duduk sambil bersandar di atas dipan-dipan yang indah. Itulah pahala yang sebaik-baiknya, dan tempat istirahat yang indah. ( QS.Kahfi : 31).

Dengan demikian kombinasi warna itu merupakan kombinasi warna yang mengidolakan pemandangan di Surga kelak.

Mereka memakai pakaian sutra halus yang hijau dan sutra tebal dan dipakaikan kepada mereka gelang terbuat dari perak, dan Tuhan memberikan kepada mereka minuman yang bersih. ( QS Al-Insan 21)

SEJARAH PERSAUDARAAN SETIA HATI TUNAS MUDA WINONGO

SH atau SETIA HATI berdiri dan berawal pada tahun 1903 yaitu dengan didirikanya persaudaraan SEDULUR TUNGGAL KECER dikampung Tambak Gringsing-Surabaya oleh almarhum Bpk Ki Ngabehi Soerodwirjo dengan nama kecilnya Masdan. Saat itu nama permainan seni pencak silatnya adalah JOYO GENDILO dan hanya dengan 8 murid didahului oleh 2 saudara yaitu Noto/ Gunadi (adik kandung Ki Ngabehi Soerodwirjo) dan Kenevel Belanda. Pada tahun 1915 nama permainan seni pencak silatnya berubah menjadi JOYO GENDILO CIPTO MULYO. 


Organisasi itu mendapat hati di kalangan masyarakat pada tahun 1917 setelah melakukan demonstrasi pencak silat terbuka di alun2 kota Madiun dan menjadi populer di masyarakat karena memiliki gerakan unik penuh seni dan bertenaga. Pada tahun 1917 inilah oleh Ki Ngabehi Soerodwirjo diganti nama menjadi PERSAUDARAAN SETIA HATI.

Ki Ngabehi Soerodwirjo wafat pada tanggal 10 Nov 1944, dimakamkan di makam desa Winongo,Madiun. Ibu Soerodwirjo (ibu Surijati) wafat pada tanggal 6 April !969 di makamkan di Winongo juga.


Tujuan/ sasaran SH yang ditempuh adalah : Bela negara, mengolah raga dan batin untuk mencapai keluhuran budi guna mendapatkan kesempurnaan hidup, kebahagiaan dan kesejahteraan lahir dan batin di dunia dan akhirat, dengan jalan mengajarkan SILAT (Pencak Silat) sebagai olahraga atas dasar jiwa yang sehat terdapat pada tubuh yang sehat pula, yaitu dengan meninggalkan semua yang menjadi larangan Allah dan melaksanakan semua perintah-perintahNya (MENS SANA IN CORPORE SANO-AMAR MA'RUF NAHI MUNKAR). SH mengenal falsafah kesosialan tanpa batas dari hindu yang berbunyi TAT TWAM ASI (ia adalah kamu) serta falsafah Jawa KEMBANG TEPUS KAKI (yen dijiwit kroso loro ojo njiwit liyan/ kalau dicubit terasa sakit jangan mencubit orang lain).

Jelaslah bahwa ajaran ini ajaran yang mulia edi peni dan adi luhung. Oleh karena itu tidak mengherankan bagi kita bahwa segala bangsa dan semua agama dapat menerimanya, khususnya bangsa Indonesia.

Sejak tahun 1964, SH mengalami kemunduran, tidak begitu aktif, hal ini tidak lain disebabkan keadaan juga, sebagian besar saudara2 SH sudah banyak yg lanjut usia, ditambah lagi dengan semakin kurangnya penerimaan saudara baru. Banyak saudara SH yang sudah sepuh satu persatu meninggal dunia, sedangkan yang masuk menjadi saudara SH dapat dikatakan hampir tidak ada. Kalau keadaan yg demikian dibiarkan terus-menerus maka SH lambat laun akan mengalami kepunahan.

Untuk menghindari hal tersebut serta untuk melestarikan ajaran yang edi peni dan adi luhung tersebut, maka pd tanggal 15 Oktaber 1965 bapak Soewarno merasa terpanggil untuk bergerak (mengaktifier) kegiatan2 SH dengan serentak. Gerakan ini mendapat perhatian yang besar dari para pemuda dan dukungan yang kuat dari masyarakat, yang akhirnya berdaya guna untuk membantu HANKAM serta ikut Memayu Hayuning Bawono, membantu negara/ pemerintah dalam bidang ketertiban dan keamanan.

Dengan meningkatkan latihan jasmani (pencak) dan latihan rohani (iman dan takwa kepada Allah), maka dapat diharapkan pemuda kita sebagai generasi penerus akan menjadi kader bangsa yang militan yang sangat berguna bagi kepentingan bangsa dan negara.

Kepada para Tunas Muda "SH" diajarkan pelajaran pencak silat yang berasal dari para pendekar terkenal (sembilan orang pendekar) dan yang terakhir dari bapak Ki Ngabehi Soerodwirjo, saudara tertua dalam Persaudaraan "Setia Hati" Winongo. Dengan metode ini maka seluruh pelajaran dengan mudah diserap oleh para Tunas-Tunas Muda yang dapat berhasil dengan sukses.

Dalam penerimaan SH Tunas Muda harus dilakukan pengesahan terlebih, dengan di sahkan seseorang akan resmi menjadi warga. Karena ilmu-ilmu SH hanya boleh diketahui oleh warganya dan dilarang mengajarkanya kepada yang bukan warga. Untuk pelajaran tingkat lanjut baik itu akan diikuti atau tidak oleh seorang warga, itu merupakan kesadaran dari warga tersebut karena dalam SH tidak ada paksaan.

Persaudaraan Setia Hati Tunas Muda Winongo selain di Madiun tidak pernah membuka perguruanya dimanapun seperti perguruan silat yang lain, jika ada itu hanyalah sebagai tempat berlatih dan silaturahmi saja. Seluruh saudara baru Persaudaraan Setia Hati Tunas Muda Winongo baik dari Madiun, luar Madiun bahkan Mancanegara untuk menjadi saudara harus datang dan diKECER di Madiun, Jawa Timur. Hal ini untuk menjaga kemurnian aliran S-H mereka dan itulah yang menjadikan ikatan persaudaraan dalam perguruan ini sangat indah.

Adapun makna dari symbol & lambang PSH WINONGO adalah sebagai berikut :

1.PERSAUDARAAN “SETIA HATI”
- Persaudaraan Yg Kekal
- Persaudaraan Yg Tdk Saling Mengingkari/ Menghianati
- Persaudaraan Yg Saling Samat Sinamatan
- Persaudaraan Yg Dalam Hubungan Batin Saling Pengertian Yg Dalam

2.WINONGO

Kota Madiun Jawa Timur Tempat Tinggal,rumah Kediaman Sang Pengasuh Yaitu Ki NGABEHI SOERODIWIRJO
- Tempat Pengasuh Menggembleng Para Siswanya Serta Mengembangkan ilmunya
- Tempat Pengasuh Mengakhiri Hayatnya Dan Di Makamkan di WINONGO MADIUN

3.TULISAN WARNA PUTIH
- Putih Mempunyai Arti Watak: Suci,
- Tidak Bernoda, Benar/Kebenaran
- Bahwa Ajaran PERSAUDARAAN “SETIA HATI” Mengarah Pada Kebenaran Dan KeSUCIan untuk Mencapai Kebahagiaan Dunia Dan akhirat Atas Ridho TUHAN YANG MAHA ESA Atas Segala PetunjukNYA.

4.WARNA HITAM Sebagai Dasar Lambang
- Hitam Mempunyai Watak Kuat,Teguh,
- Mantap, Tabah

5.PERSENJATAAN /SENJATA
Perlengkapan Seorang Ksatria/ Prajurit. sebagai perisai, Pengayom, Piandel, Pelindung Dalam Arti Kesiap-Siagaan Bagi Seorang Ksatria/ Prajurit.

6.WARNA BIRU
- Biru Mempunyai Watak Kamot, Berjiwa Besar Lapang Dada
- Bagaikan Wataknya Jolodhini/ Laut
- Bagai Wataknya Angkasa/ Langit Biru Yang Luas

7.WARNA BIRU BULAT BERGERIGI 36
- Bulat 360 Derajat Mempunyai Arti Watak Tekad Yang gilig/ Bulat Tekad Yang Utuh
- Tekad Yang Tidak Mudah Goyah

8.BERGERIGI 36 Menyatakan
- Jumlah JURUS KERAMAT
- JURUS ANDALAN
- JURUS Kesatuan Dan Persatuan Yang Berasal Dan Dihimpun Dari Seluruh Pelosok Tanah Air INDONESIA

9.WARNA MERAH BULAT,BERSINAR,
BERGERIGI 43 (MATAHARI)
- Bulat 360 Derajat Mempunyai Arti Watak: Tekad Yang Gilig/ Bulat, Utuh,
- Tidak Mudah Goyah

10.MATAHARI BERSINAR KE SEGALA PENJURU Mempunyai Arti Watak:
- Pemberi Daya Hidup Dan Kehidupan Umat
- Segala Sumber Kehidupan
- Pemberi Pepadhang Seluruh Bawono/ Jage Raya
- MEMAYU HAYUNING BAWONO

11.WARNA MERAH
Mempunyai Arti watak Berani Dalam Arti Kebenaran semangat dinamis

12.JUMPLAH 43 DALAM BENTUK GERIGI
Menyatakan Jumlah Jurus Dasar

13.SINAR KUNING KESEGALA PENJURU
SINAR/NUR CAHAYA MENGARAH KESEGALA PENJURU 360 DERAJAT Mempunyai Arti Watak Membuat Pepadhang Segala Penjuru Serta Kedamaian Dimana Kita Berada

14.WARNA KUNING Mempunyai Arti Watak Jiwa Yang Luhur
- Jiwa Yang Adiluhung
- Jiwa Yang Sangat Terpuji

15.JUMPLAH SINAR 36
Menyatakan Jumlah JURUS KERAMAT Yg Sangat ADI LUHUNG Dari Pe ninggalan Nenek Moyang Kita BANGSA INDONESIA


16.ANNO 1903
Bhw PERSAUDARAAN “SETIA HATI” lahir Atas Petunjuk TUHAN Yg MAHA ESA Pd Tahun 1903
Lahir Dan Berkembang Srta Ngremboko Memancar Dr bumi INDONESIA Ke Seluruh Pelosok Dunia Hingga Kini Dan Smpai Akhir Zaman, Serta Di anut Segala Bangsa Yg Tidak membedakan Kulit, Agama, pangkat Golongan

17.Mens Sana in Corpore Sano
Di Dalam Jiwa Yg Sehat Terdapat Badan Yg Sehat
DENGAN MENGOLAH RAGA SERTA BATIN UNTUK MENCAPAI KELUHURAN BUDI GUNA MENDAPATKAN KESEMPURNAAN HIDUP DEMI KEBAHAGIAAN Srta KESEJAHTERAANDUNIA AKHIRAT

18.TELUNG KETHENG DALAM KESATUAN SEGITIGA
Telung Ketheng Merupakan Pegangan Pokok Jenis Uang Logam Paling Kecil Dan Tidak Dapat Di Pecahkan Lagi

19.AMAR MARUF NAHI MUNKAR
Melaksanakan PerintahNYA Serta Meninggalkan LaranganNYA

20.BURUNG TERBANG MELAYANG DI LANGIT
Melambankan TUMURUNNYA WAHYU ILLAHI KEPADA PENGASUH Untuk Mengembangkan Serta Mengajarkan ilmu PERSAUDARAAN “SETIA HATI” Sesuai Dgn Tujuan Pokok Yg Sungguh ADI LUHUNG.

SEJARAH PERSAUDARAAN SETIA HATI TERATE

Pada tahun 1903 di Kampoeng Tambak Gringsing, Surabaya, Ki Ageng Soero Dwiryo meletakkan dasar bagi gaya Pencak Silat Setia Hati. Sebelum disebut Setia Hati, latihan Fisik/Gerakan Pencak Silat Setia Hati disebut “Djojo Gendilo Tjipto Muljo” dan untuk ajaran kerokhanian dan spiritual Setia Hati disebut “Sedulur Tunggal Ketjer” disingkat STK.[3] oleh Warga Tk.II pada latihan tingkat Putih PSHT cabang Surabaya di IAIN Sunan Ampel Surabaya tahun 1994 – 1995, antara lain Mas Ir. FX.Sentot Sutikno, Mas. Dr. Ir. H.Aliadi,MM dan Mas Panggul Pada tahun 1917 Ki Ageng Soerodwirjo pindah ke Madiun dan membangun dan mendirikan Persaudaraan “perguruan” Silat bernama Persaudaraan Setia Hati di desa Winongo Madiun. 


Pada saat itu Persaudaraan Setia Hati bukanlah/belum menjadi organisasi, Setia Hati adalah persaudaraan (kadang) saja di antara siswa, karena pada saat itu organisasi Pencak Silat tidak diizinkan oleh kolonialisme Belanda. “Setia Hati” berarti Setia pada Hati (diri) sendiri”. Soerodiwirjo lahir keluarga bangsawan di daerah Gresik (versi lain di Madiun) Jawa Timur, Indonesia, pada kuartal terakhir abad ke-19. Dia dijuluki sebagai “Ngabei” sebuah gelar bangsawan eksklusif yang diberikan oleh Sultan dan hanya untuk mereka yang telah membuktikan dirinya layak secara rohani. Dia tinggal dan bekerja di berbagai lokasi di pulau Jawa dan Sumatera dan belajar gaya Pencak Silat dari berbagai aliran. Di Sumatera juga belajar kerokhanian (kebatinan) pada seorang guru spiritual. Kombinasi ajaran spiritual (kebatinan) dan gaya pencak silat yang terbaik dari berbagai aliran ini yang menjadi dasar untuk silat Setia Hati. Ki Ageng Hadji Soerodiwirjo meninggal pada 10 November 1944 di Madiun.


Pada tahun 1922, Ki Hadjar Hardjo Oetomo (pahlawan perintis kemerdekaan 1883-1952), salah satu kadang Setia Hati, meminta izin kepada Ki Ageng Soerodiwirjo untuk mendirikan latihan Setia Hati bagi generasi muda dan diizinkan oleh Ki Ageng Soerodiwirjo, tetapi harus dalam nama yang berbeda. Maka Ki Hardjo Oetomo mendirikan Setia Hati “Pemuda Sport Club”(SH PSC) yang kemudian menjadi Persaudaraan Setia Hati “Pemuda Sport Club” yang berupa sebuah Organisasi. Organisasi ini kemudian disebut Persaudaraan Setia Hati Terate atau PSHT pada tahun 1948 dalam kongres pertama di Madiun. Setelah Perang Dunia II, PSHT terus menyebar ke seluruh Indonesia. Seorang tokoh penting di balik semakin populernya PSHT ini adalah Mas Irsjad yang merupakan siswa pertama Ki Hadjar Hardjo Oetomo. Mas Irsyad ini juga menciptakan 90 Senam Dasar (Basic Exercise), Jurus Belati (Jurus dengan pisau), dan Jurus Toya (Jurus dengan panjang tongkat) yang membedakan dengan Setia Hati di Winongo. Salah satu siswa Mas Irsjad adalah Mas Imam Koesoepangat (1939-1987) pemimpin spiritual dari PSHT yang turut berjasa membesarkan PSHT. Penggantinya, Mas Tarmadji Boedi Harsono(1987-2014), Saat ini dewan pusat organisasi PSHT dipimpin oleh Kolonel Inf (Purn.) Mas Richard Simorangkir sampai pada Parapatan Luhur digelar pada tahun 2014.

FALSAFAH DAN AJARAN PSHT
Falsafah dan Ajaran yang utama dari SH Terate adalah manusia dapat dihancurkan, manusia dapat dimatikan (dibunuh) tetapi manusia tidak dapat dikalahkan selama manusia itu setia pada hatinya sendiri atau ber-SH pada diri sendiri. Tidak ada kekuatan apapun diatas manusia yang bisa mengalahkan manusia kecuali kecuali kekuatan yang dimiliki oleh Tuhan Yang Maha Esa. Ajaran tersebut telah menjadi keyakinan bagi semua warga SH Terate sehingga menjadi kekuatan tersendiri bagi anggota secara pribadi maupun persaudaraan. Tidak ada yang ditakuti oleh Warga SH Terate baik dari bangsa manusia maupun yang lain (jin, makhluk halus dan lain-lain) kecuali ketakutan (takwa) pada Tuhan Yang Maha Esa. Selain falasafah dan ajaran sebagaimana tersebut diatas SH Terate juga mengajarkan calon Anggota Persaudaran dengan Seni Beladiri Pencak Silat. Menurut SH Terate setiap seni bela diri timur didasarkan pada filosofi dengan kode etik terkait. Hal ini juga berlaku untuk Pencak Silat. Praktek seni bela diri memiliki tujuan membantu siswa mengembangkan karakter jujur,terbuka dengan hidup sesuai dengan norma-norma dasar dan nilai-nilai seni. Siswa berusaha untuk menjaga keseimbangan (harmoni) dalam jasmani dan rohani, dalam kecerdasan dan juga emosi.

Persaudaraan Setia Hati Terate adalah cara hidup, jalan hidup. Unsur olahraga hanya aspek kecil, salah satu dari banyak batu yang jalan PSHT yang beraspal. Dengan pendekatan yang lebih luas ini, Persaudaraan Setia Hati Terate bukan olahraga pertempuran tetapi seni pertempuran. Sebuah olahraga pertempuran adalah perjuangan dengan yang lain. Sebuah seni pertempuran adalah perjuangan dengan diri sendiri. Falsafah dan Ajaran SH Terate tersebut telah menjadi Prinsip Dasar Setia Hati Terate,untuk mencapai keseimbangan dalam tubuh (jasamani) dan pikiran (rohani), Persaudaraan Setia Hati Terate didirikan pada lima prinsip dasar:

Persaudaraan (Brotherhood atau persaudaraan)
Olah Raga (Sport)
Bela Diri (Self-pertahanan)
Seni Budaya (Seni dan budaya)
Kerokhanian Ke SH-an (pengembangan Spiritual)
Filosofi lengkap dari Persaudaraan Setia Hati Terate dapat dilihat pada simbol-simbol lambang PSHT.

MAKNA LAMBANG PSHT
Berikut ini menjelaskan berbagai konsep dan simbol lambang PSHT. Ini mewujudkan bagian dari filosofi Persaudaraan Setia Hati Terate.

SEGI EMPAT
Segi Empat panjang dalam lambang SH Terate adalah bermakna Perisai, perisai bisa berarti benteng atau petahanan diri, seorang warga SH Terate harus bisa membentengi diri sendiri dari segala bentuk ancaman jasmani maupun rohani. segi empat ini juga melambangkan 4 mata arah angin dan ditambah 1 sebagai porosnya

WARNA HITAM
Warna Hitam sebagai dasar melambangkan kekal dan abadi. Sesuai semboyannya Selama Matahari bersinar, selama Bumi masih dihuni oleh Manusia, semoga Setia Hati tetap jaya, kekal dan abadi selama-lamanya.

PERSAUDARAAN
Konsep Persaudaraan ini dapat diterjemahkan sebagai “persaudaraan” kepada semua, mengungkapkan visi dan misi bahwa semua orang adalah saudara dan saudari. “Saudara” diterjemahkan baik sebagai “saudara” dan “adik”: perempuan juga merupakan bagian dari “persaudaraan”. Ini berarti saling menghormati, solidaritas dan kerjasama. Persaudaraan menggantikan budaya,ras,kepercayaan dan afiliasi politik. Persaudaraan kepada semua adalah disamping persaudaraan dengan sesama warga SH Terate adalah juga persaudaraan sesama umat Manusia

SETIA HATI
Setia Hati dapat diterjemahkan sebagai “setia pada hati” nya sendiri. Ini menyiratkan bahwa kita harus selalu jujur pada hati seseorang (perasaan emosional) dalam semua keputusan hidup. Emosi-emosi ini, bagaimanapun, harus selaras dengan kognisi rasional seseorang. Apa yang dalam hati sanubari rasakan dan menjadi pemiikiran harus menjadi dasar bagi perkataan maupun tindakan nyata atau perilaku sehari-hari. Jika dua unsur tidak harmonis, maka setiap keputusan yang diambil salah.

HATI BERSINAR
Hati bersinar digambarkan dalam lambang, sinar yang berasal dari hati ini adalah representasi simbolis dari konsep persaudaraan: satu mengirimkan pikiran yang baik atau perasaan kepada orang lain. Putih melambangkan cinta dan kebersihan batin. Garis merah di sekitar Hati adalah simbol pertahanan diri: satu bercita-cita untuk persaudaraan dan bahwa yang satu dapat menawarkan orang lain, tapi tidak dengan mengorbankan diri sendiri. Artinya cinta, kasih dan sayang terhadap sesama ada batasnya, cinta,kasih dan sayanag yang tidak terbatas bisa menghancurkan diri sendiri.

TERATE
Terate (bunga teratai) adalah bunga yang bisa hidup di darat dan di air. Ini melambangkan tekad, ketahanan dan kemampuan untuk beradaptasi. Bunga ini dapat berkembang di segala kondisi. Di udara. Di dalam air. Dalam kondisi kering dan basah. Warga PSHT juga sama harus mampu beradaptasi dan mengatasi keadaan yang sulit. Dan seperti Terate, meskipun pengaruh negatif dari lingkungan, siswa PSHT mempertahankan kebersihan batin nya.Terate dapat hidup dan mekar di lumpur, tapi mempertahankan keindahan dan kemurnian.

GARIS MERAH TEGAK LURUS
Sebuah garis merah vertikal ditemukan di sisi kiri lambang, diapit pada setiap sisi menjadi garis putih. Ini adalah “jalan yang lurus”, melambangkan pertumbuhan mental dan spiritual siswa dan Warga PSHT yang lurus dan menegakkan kebenaran. Sata pengesahan menjadi Warga Pertama, calon warga membuat sumpah untuk mengikuti jalan ini dan sesuai dengan aturan-aturan tertentu perilaku. Apabila melakukan pelanggaran sumpah ada konsekuensi yang harus diterima.

SENJATA
Pada bagian bawah sejumlah senjata kuning berwarna digambarkan pada lambang. Ini melambangkan jalur fisik bahwa seseorang harus mengikuti untuk akhirnya mencapai pertumbuhan rohani dalam keimanan

TINGKATAN DI PSHT
Sebutan untuk anggota Persaudaraan adalah Warga bukan Pendekar seperti pada umumnya Persaudaraan”Perguruan” Silat. Sebutan untuk yang sedang belajar dan berlatih adalah “Adik” Siswa/Murid, sedangkan untuk yang telah disyahkan disebut Warga. Siswa yang masih dalam proses belajar/latihan harus memanggil Mas “kakak” kepada semaua Warga SH Terate.

Siswa PRA POLOS (pemula)
test kenaikan tingkat

ujian kenaikan tingkat
Untuk menjadi anggota Setia Hati Terate, seseorang harus menjalankan latihan fisik dan juga penggemblengan mental spiritual minimal 2 tahun Latihan selama 2 tahun itu dibagi menjadi 4 tingkatan yang masing-masing tingkatn ditempuh selama 6 bulan latihan.

Siswa POLOS
Sebutan lain untuk siswa Polos adalah Hitam yang ditandai dengan Sabuk berwarna Hitam. Latihan pada tingkatan ini adalah pengenalan tentang Setia Hati dan Setia Hati Terate, pengenalan gerak dan gerakan yang ada di SH terate dan beberapa Senam dan Jurus Setia Hati Terate. Maksimal Gerak dan Gerakan tangan dan kaki termasuk Senam dan Jurus yang diajarkan pada tingkatan ini adalah 1-2 Pukulan, Tendangan dan Pertahanan, Senam ke-30 dan Jurus ke-6.

Siswa JAMBON(merah muda)
Siswa tingkat Polos yang lulus pada ujian kenaikan tingkat selanjutnya disebut Siswa Jambon yang ditandai dengan Sabuk berwarna Jambon. Sebutan Jambon mengacu kepada Warna Sabuk pada tingkatan ini yaitu Merah Jambu”buah:Jambu biji” Selain peningkatan pemahaman dan pengamalan ke-SH-an pada tingkatan ini ada penambahan Gerak dan Gerakan maksimal menjadi 3-4 Pukulan,Tendangan dan pertahanan,Senam ke-50 dan Jurus ke 13-14.

Siswa HIJAU
Siswa Hijau “basa Jawa ijo” ditandai dengan sabuk berwarna Hijau. Pada tingkatan ini Gerak dan Gerakan tangan dan kaki mencapai 5-6 pukulan,tendangan dan pertahanan,. Jumlah senam antara 46 sampai dengan 60 dan jurus 15 – 20 an. Pada tingkat ini juga mulai diajarrkan senam dan jurus Toya.

Siswa PUTIH
Siswa Putih adalah tingkatn tertinggi bagi siswa Setia Hati yang di tandai dengan sabuk putih yang sama ukuran dengan polos,jambon dan ijo.Semua gerak dan gerakan tangan dan kaki berupa pukulan,tendangan,pertahanan,senam,jurus termasuk toya, teknik kuncian dan cara melepaskan dan pernafasan telah diberikan semua kecuali jurus ke-36. Secara rohani fisik dan rohani tingkat ini sudah siap menjadi Warga (sebutan Pendekar dalam SH Terate) kecuali siswa yang belum sampai pada persyaratan usia minimal.

WARGA
Jalur dari Persaudaraan Setia Hati Terate dibagi menjadi tiga derajat :

1. Gelar Pertama (WARGA TINGKAT SATU):
Gelar Pertama terutama ditujukan untuk pembangunan fisik. Melalui sistem gerakan fisik terampil (Pencak), siswa belajar untuk menggunakan tubuh mereka secara efektif.
Gelar Pertama dibagi menjadi beberapa langkah, ditambah dengan sistem lulus dari ikat pinggang dan slendangs (ikat pinggang). Setiap langkah diakhiri dengan ujian.

2. Gelar Kedua (WARGA TINGKAT DUA):
Gelar Kedua berfokus terutama pada Silat, demobilisasi penyerang menggunakan teknik fisik (Pencak) belajar untuk Gelar Pertama. Siswa belajar untuk membuat penggunaan efektif dari kekuatan batin melalui konsentrasi, teknik dan meditasi pernapasan.
Bentuk pembelaan diri bisa sangat mematikan. Oleh karena itu diajarkan hanya kepada pemegang PSHT dari Gelar Pertama Putih Slendang, dan yang, setelah bertahun-tahun pelatihan disiplin, kemauan dan character building mampu menguasai “nyata” Silat. Pelatihan untuk Gelar Kedua Putih Slendang adalah pembangunan fisik pada dasarnya 50% dan perkembangan mental 50%.

3. Gelar Ketiga (WARGA TINGKAT TIGA):
Gelar Ketiga hanya ditujukan untuk beberapa yang dipilih: bagi mereka yang dapat bundel semua kekuatan positif yang telah mereka pelajari dan menerapkannya untuk kepentingan kemanusiaan. Gelar Ketiga adalah 95% spiritual dan pembangunan fisik 5%. Di Indonesia, saat ini terdapat sekitar 300.000 pemegang Pertama Gelar Putih Slendang dan sekitar 160 pemegang Gelar Kedua Putih Slendang. Sayangnya hanya ada satu orang di Indonesia telah Gelar Ketiga Putih Slendang, ketua PSHT, Mas Tarmadji Boedi Harsono Mas, yang lain sudah masa lalu pergi mendahului.

SENJATA
Senjata-senjata yang digunakan dalam Pencak Silat adalah kombinasi senjata adat dan mereka dibawa ke Indonesia dari seluruh benua Asia. Sejumlah senjata ini awalnya alat yang digunakan untuk Berladang. Hampir setiap gaya Pencak Silat tradisional menggunakan senjata sebagai berikut.

PISAU DAN BELATI
Adalah pisau pendek tanpa bentuk atau panjang tertentu.

GOLOK DAN PARANG
Golok adalah pedang pendek, parang bermata pisau satu-sisi. Parang ini juga merupakan jenis pedang yang digunakan secara luas. Keduanya awalnya digunakan sebagai alat-alat pertanian.

TRISULA
Trisula adalah garpu logam tiga cabang. Ini bervariasi panjangnya 25–65 cm. Trisula tersebut kemungkinan besar asal India.

TOYA
Toya adalah tongkat kayu, umumnya terbuat dari rotan. Ini bervariasi panjang 1,5-2 meter, tetapi pada prinsipnya adalah sedikit lebih pendek dari orang yang menggunakannya. Panjang toya antara 3,5 dan 5,0 cm.

Selain senjata yang disebutkan di atas, sebagian besar gaya Pencak Silat juga menggunakan senjata mereka sendiri yang spesifik. Dalam PSHT, senjata berikut ini juga digunakan:

CELURIT
Celurit adalah istilah Indonesia untuk sabit, alat pertanian yang berasal dari pulau jawa, pisau baja dalam bentuk setengah bulan. “Semut” adalah sabit kecil. Ujung tombak adalah di bagian dalam pisau.

KRAMBIT
Krambit adalah senjata berupa cakar bermata pisau dua sisi dalam bentuk setengah bulan. PSHT adalah satu-satunya gaya Pencak Silat untuk menggunakan senjata ini.

SEMBOYAN DAN FALSAFAH
Dalam Persaudaraan Setia Hati Terate juga ada berbagai semboyan,simbol dan falsafah yang mengambarkan kewajiban, pesan moral dan pribadi SH yang harus diajarkan dan diamalkan dalam kehidupan sehari-hari. Beberapa semboyan,simbol dan falsafah tersebut diambil dari budaya dan ajaran Jawa, tetapi telah melekat dan identik dengan Persaudaran Setia Hati Terate hampir 1 abad. 

Beberapa SEMBOYAN DAN FALSAFAH PSHT adalah sebagai berikut:
-Musuh Jangan Dicari Kalau Ada Jangan Lari
-Memayu Hayuning Bawono
-Soero Diro Djojo Diningrat Lebur Dining Pangastuti 
-Ngluruk Tanpa Bala Menang Tanpa Ngasorake 
-Sepiro Gedenging Sengsara Ten Tinampa Amung Dadi Coba 
-Selama matahari masih terbit dari timur,dan terbenam di barat. Selama itu pula lah Persaudaraan       Setia Hati Terate akan jaya selamanya.

Tokoh & Sesepuh PSHT adalah sebagai berikut :
1.Ki Ngabehi Soero Dwiryo
2.Ki Hadjar Hardjo Oetomo
3.Soeratno Soerengpati
4.RM. Soetomo Mangkoedjojo
5.M. Irsyad
6.RM. Imam Koesoepangat
7.Tarmadji Boedi Harsono
8.Kolonel Inf (Purn.) Richard Simorangkir